Sabtu, 17 November 2018

Resume MKDK4002 Modul 5 Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Masa Dewasa

Resume modul perkembangan peserta didik

Modul Perkembangan Peserta Didik

LAPORAN
MODUL 4

Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Masa Dewasa
MKDK4002
SEMESTER 2

Logo UT

Oleh
IKA NOVITASARI
PIPIN RIZKY
IKA MARLENA ELSERA
MEILANI

 PROGRAM STUDI S-1 PGSD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH KOTA PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pendidikan Anak Tunanetra & Pendidikan anak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.Sekayu,      Oktober 2018
Penyusun


BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, setiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada usia kanak-kanak, belajar mandiri pada usia remaja dan akhirnya belajar bertanggung jawab pada usia dewasa.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap mereka baik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk mempertahankan nilai– nilai atau norma–norma yang telah dipilihnya tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, perkembangan peserta didik pada usia dewasa ini, memiliki hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Oleh sebab itu  penulis menyusun makalah yang berjudul ”Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa” Pembatasan pengkajiannya dibatasi pada masa dewasa saja itu dikarenakan, agar bidang yang dikaji tidak keluar dari topik yang telah ditentukan.

B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pembagian perkembangan Masa Dewasa?
2.    Apa saja teori-teori tentang pertahapan?
3.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam  kehidupannya?
4.    Bagaimana karakteristik perkembangan orang dewasa?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pembagian perkembangan Masa Dewasa.
2.    Untuk mengatahui teori-teori tentang pertahapan.
3.    Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam  kehidupannya.
4.    Untuk mengetahui karakteristik perkembangan orang dewasa.

BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pembagian Perkembangan Masa Dewasa
Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:
1.    Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30-an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.

Masa dewasa muda juga sering kali dianggap sebagai masa untuk berprestasi yang setinggi-tingginya sehingga tidak menutup kemungkinan mereka dapat mengekspresikan segala potensinya untuk menciptakan karya-karya yang baru, inovatif, dan kreatif. Namun, tidak selamanya individu yang menginjak  masa dewasa muda tersebut dapat mewujudkan karya kreatifnya. Semuanya berpulang pada masing-masing individu, yaitu sejauh mana mereka benar-benar berusaha keras untuk itu. Kalau benar-benar serius, tentu segala sesuatunya dapat terwujud dengan baik.(Dariyo, 2004:67)
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai  berlaku dan berkembang.(Hurlock, 1980:277)

2.    Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran- kemunduran.

Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa  dewasa.

Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
a.    Penilaian kembali pada masa lalu.
b.    Perubahan struktur kehidupan.
c.    Proses individuasi.

Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun).(Ibid, hlm 319)

3.    Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah  menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian.

Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan  fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan produktivitasnya yang puas.

Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis di masa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas. Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

1.    Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.

2.    Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung    berubah.

Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak- anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.

3.    Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.(Mari’at, 2005:242-253)

B.    Teori-Teori Pertahapan
1.    Teori Pertahapan Menurut Erikson (1963)

Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas sesorang sekaligus mamasuki masa dewasa awal yang ditandai oleh intimitasi vs isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi meliputi sebagian besar masa  hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan sesorang dapat berkembang kearah generativitas vs stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir seseorang dapat berkembang kearah integritas-ego vs putus asa. Erikson percaya pada Fase generativitas vs stagnasi bahwa orang dewasa tengah berada pada posisi berbahaya menghadapi persoalan hidup yang signifikan.

Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi persoalan hidup yang signifikan-generativitas vs stagnasi, adalah nama yang diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa hidupnya. Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.

2.    Teori Pertahapan Menurut Lavinson
Fokus perhatian Lavinson dalam mempelajari fase-fase hidup manusia tertuju pada siklus hidup dari pada jalan hidup seseorang. Jalan hidup seseorang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, apa yang berubah selama orang itu hidup merupakan struktur kehidupan yang mengatur transaksi antara struktur kepribadian dengan struktur sosial. Lavinson membedakan empat periode kehidupan, yaitu:
1.    Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)
2.    Masa dewasa awal (17-45 tahun)
3.    Masa dewasa madya (40-65)
4.    Masa dewasa akhir (60 ke atas)

Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada di dua masa. Ia meninggalkan masa pra-dewasa dan memasuki masa dewasa awal yang mencangkup tiga periode, yaitu; pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28 tahun), di mana orang akan mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan sosial untuk membentuk struktur kehidupan yang stabil. Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil. Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai mencapai kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
1.    Penilaian kembali pada masa lalu
2.    Perubahan struktur kehidupan
3.    Proses individuasi.(Monk dkk, 2004:326-329)

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa Dalam Kehidupannya
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling berpengaruh adalah:
Kekuatan Fisik. Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1.    Sarapan pagi.
2.    Makan secara teratur.
3.    Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4.    Tidak merokok.
5.    Olahraga secukupnya.
6.    Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.

Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20- an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun. Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati masa setengah baya.

Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri maupun suami.

Motivasi Untuk Berkembang
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.

Model Peran
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa cenderung mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.

D.    Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik perkembangan belajar orang dewasa, ada empat konsep ciri pembelajaran orang dewasa, yaitu :
1.    Konsep diri
2.    Konsep pengalaman
3.    Konsep kesiapan belajar
4.    Konsep perspektif waktu atau orientasi belajar

Dalam pendidikan orang dewasa (andragogi) terdapat hubungan timbal balik. Dimana hubungan pengajar dan pelajar adalah hubungan yang saling membantu. Pengalaman guru dinilai sebagai sumber utama dalam belajar.
Perbedaan pendidikan orang dewasa dengan anak-anak adalah, kalau andragogi pelajar mengelompokkan diri berdasarkan minat, sedangakan pedagogi pengelompokannya berdasarkan tingkatan. Pada andragogi belajar berorientasi pada masalah, dimana pada persoalan sekarang untuk dipergunakan srkarang juga. Sedangkan pada pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang dipelajari oleh murit sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang.
Mengenal corak kepribadian seseorang merupakan faktor penentu keberhasilan interaksi kegiatan pembelajaran pendidikan oarang dewasa interaksi antara pelajar adalah inti dari kegiatan pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa. Hal ini dapat terjadi jika ada kontak di antara mereka.

1.    CIRI FISIK ORANG DEWASA
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm dan rata-rata berat 62 Kg. Pria umumnya lebih besar 175 cm dan 78 kg. Tentu saja angka tersebut hanya rata-rata bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah.
Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhi seperti gizi makanan. Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah  yang  hanya  mendapat  sedikit  sinar matahari. (Namun,  hal  ini tentu

saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.). Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria. Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Secara fisik usia, rangka tubuh, tinggi dan lebarnya tubuh seseorang dapat menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi segi fisik saja belum dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa. Sebab banyak orang yang sudah cukup usia dan kelihatan dewasa akan tetapi ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekanakkanakannya.

Oleh sebab itu dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya harus pula dengan mengetahui:” Apakah dia dapat menentukan sendiri setiap persoalan yang dia hadapi, dan apakah ia telah dapat membedakan baik buruknya serta manfaat dan ruginya sebuah permasalahan hidup. Selain itu juga adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain juga adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang  lain,tidak cepat naik pitam dan marah, serta tidak menggerutu disaat menderita dan menerima cobaan dari Tuhan, sehingga nantinya ia dapat dilihat bagaimana tingkat kedewasaan seseorang tersebut dalam mengatasi semua persoalan hidup yang dia alami”.

2.    PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen. Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti, paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas

ilmu,pengetahuan dan informasi yang dikuasai makin tinggi kualitas kemampun berpikir seseorang.Perkembangan kekuatan dan kemampun intelektual ini berkaitan erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini. Masa awal dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi, pada jenjang Diploma,S1,S2,S3.Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas kemampuan berpikir.Berkenaan dengan kemampuan intelektual, Cattel and Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan crystallized intelegence:meliputi proses memahami hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan,sedangkan crystallized intelegence berkaitan dengan penguasaan dan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari.

Crystallized intelegence tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan. Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari ‘apa yang ingin saya ketahui’ (what I need to know) yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja, lalu setelah itu menjadi ‘bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang telah saya ketahui ‘(how should I use what I know) yang merupakan integrasi keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi ‘mengapa saya perlu tahu ‘ (why should I know) yang merupakan pencarian tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua.

3.    PERKEMBANGAN EMOSI ORANG DEWASA
Pada umumnya orang dewasa dikatagorikan menjadi 3:
1.    Dewasa Awal
Dewasa awal adalah usia yang produktif dan banyak penysuaian yang harus dilakukan menyebabkan masa ini juga disebut masa bermasalah. Pada ini banyak persoalan-persoalan kehidupan yang barudan belum pernah ditemui sebelumnya. Masa ini juga ditandai dengan banyaknya permasalahan (emosional tansion) yang terjadi pada masa dewasa awal pada umumnya disebabkan oleh banyaknya persoalan  yang  dihadapi,  dan  banyaknya pola  yang harus dilakukan, hal ini akan lebih parah bila individu memiliki harapan-harapan terlalu tinggi terhadap perkawinannya dan pekerjaannya ataupun masa depannya. Ketegangan emosional sering muncul dalam bentuk kekwatiran berkepanjangan yang intensitasnya tergantung pada penyesuaian terhadap persoalan dan pada saat tertentu. Pada dewasa awal ini, penyesuaian diri terhadap masalah pekerjaan, perkawinan, dan keluarga serta perubahan peran sosial dalam masyarakat merupakan hal yang sangat pokok dalam kehidupan masa dewasa ini.

2.    Dewasa Madya
Usia madya merupakan masa peralihan dari masa dewasa yang penuh vitalitas ke masa tua dengan berbagai penurunan fungsi phisik dan psikis, seperti dipahami bahwa masa transisi selalu perlu penyesuaian diri. Penyesuaian yang radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah yang cenderung merusak keseimbangan manusia, baik dalam emosi dan aspek kepribadian yang lain. Tetapi dalam segi emosional pada masa setengah baya ini cenderung fluktuati  (naik turun). Penyesuaian yang menonjol pada usia setengah baya atau pada usia madya, berbeda dengan penyesuaian pada awal masa dewasa. Karena masa ini sering dianggap sebagai periode yang ditakuti, pada dasarnya secara manusiawi setiap orang takut kehilangan vitalitas, sttus dan kemampuan hidup. Sehingga pada masa awal ini sering muncul masa puber kedua, sebagai ekspresi kecemasan terhadap penurunan vitalitas yang dialami dan rasa ketakutan dirinya menjadi tua.

3.    Dewasa Akhir
Pada dewasa akhir perkembangan emosionalnya cenderung lebih stabil.

4.    KEMATANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP ORANG DEWASA
Teori   belajar   sosial   merupakan   kondisi   lingkungan   yang   membuat seseorang memperoleh dan memelihara respon-respon agresif. Dari teori ini adalah sebagian besar tingkah laku individu yang di peroleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan (observasi )atas tingkah laku yang di tampilkan oleh individu-individu lain yang menjadi model. Dengan demikian, para ahli teori percaya bahwa observational atau social modeling adalah metode yang sering menyebabkan agresi. anak-anak yang melihat model orang dewasa agresif   secara konsisten akan lebih agresif bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat model orang dewasa non-agresif.

Menurut Decey dan Kenny (1997), yang dimaksud dengan kognisi social adalah kemampuan untuk kemampuan berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman,serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagai melakkukan interaksi dengan mereka.Pada masa remaja muncul keterampilan- keterampilan kognitif baru yangmuncul pada masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisisosial mereka. Perubahan-perubahan dalam kognisi sosial ini merupakan salah satu ciri penting dari perkembangan remaja. Hal ini dapat dimengerti, sebab selama masa remaja kemampuan untuk berpikir secara abtrak mulai muncul. Kemampuan berpikir abstrak ini kemudian menyatu dengan pengalaman sosial, sehingga pada gilirannya menghasilkan suatu berubahan besar dalam cara-cara remaja memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubunngan personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi. Moral penalaran atau pertimbangan tersebut berkenaan dengan keluasan wawasan mengenai relasi antara diri dan orang lain, dengan demikian, orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik buruknya sesuatu karena lebih bersifat penalaran. Perkembangan sikap orang dewasa sikap seseorang dewasa :
1.    Berorintasi Pada Tugas, bukan pada diri / ego
2.    Tujuan hidup yang jelas dan kerja yang efisien
3.    Pengendalikan perasaan pribadi
4.    Mampu bertindak objektif
5.    Menerima kritik dan saran
6.    Bertanggung jawab
7.    Fleksibel

BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masa dewasa dalah masa lanjutan dari masa remaja. Ada 3 pembagian perkembangan pada masa dewasa, yaitu masa dewasa awal (20an-30an tahun), dewasa madya (40-65 tahun) dan dewasa akhir (>60 tahun). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam kehidupannya yaitu kekuatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, motivasi untuk berkembang dan model peran. Bukan hanya ciri-ciri fisik saja yang menjadi karakteristik dari orang yang dalam masa dewasa, tetapi juga perkembangan intelektualitas, perkembangan emosi, kematangan sosial, moral dan sikap merupakan ciri-ciri yang nampak pada masa ini.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai- nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.

B.    Saran
1.    Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Jadi kita harus memperhatikan lingkungan disekitar kita supaya faktor lingkungan yang mempengaruhi baik juga.
2.    Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Maka dari itu kemampuan mental seseorang dapat menurun diatas usia 20 tahun ke atas.


DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan: Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
F.J. Monk dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada Universty Press.
Hurlock Elizabeth B. 1992. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan, Erlangga, Jakarta.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Samsunuwiyati Mari’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sumantri,  Mulyani dan Nana Syaodih. 2005. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Pusat Penerbit UT.
Asnantia,Ayu Dwi.2012.(http://ayudwiasnantia.files.wordpress.com/2012/02/mak alah-karakteristik-perkembangan-belajar-orang-dewasa.pdf). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014.
Alisa. 2013.( http://ceritanyalisa.blogspot.com/2013/01/perkembangan- karakteristik-fisik.html). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014.
Hakim, Luqman.2013.(http://kompositisme.blogspot.com/2013/06/makalah- psikologi-perkembangan-masa.html). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014.
Syarifudin,Muhammad.2013.(http://muhammadsyaifudin99.wordpress.com/2012/ 03/12/makalah-perkembangan-masa-dewasa/). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014
_________.2013.(https://www.facebook.com/permalink.php?id=303029863047553& story_fbid=440329492719174). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume MKDK4002 Modul 5 Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Masa Dewasa

Modul Perkembangan Peserta Didik LAPORAN MODUL 4 Perkembangan dan Karakteristik Peserta Didik Masa Dewasa MKDK4002 SEMESTE...